Jumat, 19 Juli 2019

REASON



Fajar telah menyingsing, ku tatapi tepian tebing yang tinggi ini, apakah aku mampu untuk mendaki kembali, menuju batas tertinggi yang menghalangi, kuharap  kau tetap menungguku dan menatapku dari ujung puncak tebing ini, meski lelah tertatih seakan tersiram energi ketika sinar wajahmu kalahkan hangatnnya mentari.


Tak ingin lagi ku menunda lagi, meski raga ini telah lelah dan sulit untuk bergerak, meski rasa takut selalu hinggap dan menahanku hingga sulit untukku beranjak. Ku sadar ini perjuanganku dan dengan ini aku bisa mencapaimu. akan ku kuatkan hatiku, ku usir ketakkutanku, akan ku panjat terjalnya tebing ini untuk meraihmu karena ku hawatir kau kan lelah menunggu dan pergi jauh hingga ku tak sanggup mengejarmu lagi

Angin mulai bertiup kencang, doa ku panjatkan, ku pejamkan mataku mengumpulkan keberanian untuk memulai suatu perjalanan menuju pucuk tebing yang penuh sinar dari senyummu yang tak terlupakan. Ya, kini ku mulai raih batu pertama,k u mulai dengan nyaman tanpa hambatan hingga di tengah perjalanan ku harus bertemu batu kecil dan tajam, sakit pun mulai terasa menjalar, ketakutanku mulai datang menerjang, sekali lagi ku tatapujung tebing itu untuk memastikan masih ada senyummu di sana. Ya, aku merasa lega senyumu tetap kucurkan energi dan semangat untukku, menghilanggkan rasa sakitku dan mengusir rasa takutku untuk terus melaju.

Batu demi batu telah ku daki hingga sampai di ujung tertinggi tebing ini. aku merasa bangga dan bahagia dengan sambutan senyum indah ini, mengusir lelahnya perjalananku untuk menakhlukan rasa takutku, mengobati sakitnya luka lukaku. Mungkin ini akhir dari perjuanganku dan akan menajdi awal dari perjuangan kita menelusuri hutan belantara yang terbentang mulai dari ujung tebing ini hingga hingga ujung jauh yang tak ada seorangpun tau akhirnya nanti, dan ketika sudah lelah kakiku berjalan dan tak mampu lagi ku harap kita tak terpisah di kehidupan abadi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar